Lama ga share di blog ini. Banyak kegiatan yang menyibukkanku. Berulang ulang ingin nulis, tapi ga jadi jadi. Hehehe...
Hari ini aku pengen share saat teduhku.
Diawali dengan Amsal 14:29
"Orang yang sabar, besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan."
Marah adalah salah satu pergumulan tersulitku, dan umumnya itu dirasakan benar justru oleh orang orang terdekatku. Denagn orang yang kuanggap tidak dekat, aku bisaaa banget ngontrol emosi. Tapi, ketika tidak suka dengan orang orang dekatku, misalnya suami, anak, atau pembantu, maka temperamen jelek itupun timbul.
Pergumulan ini sudah bertahun tahun, dan syukurnya seiring bertambah usia, aku bisa sedikit sedikit menggerus kebiasaan jelek ini. Mungkin itu sebabnya orang orang bilang darah muda itu mudah bergejolak, anak anak muda itu cepat naik darah and so on.
Tapi kali ini, ada tuntunan berbeda yang aku mengerti tentang anger management ini.
Saat kisah Saul dan Daud dipaparkan, itu membuka mataku.
Dikatakan, seandainya Saul tidak terpancing emosi ketika mendengar rakyatnya lebih memuji muji Daud ketimbang dia, mungkin jalan ceritanya akan berbeda. Alkitab mencatat, sejak saat itulah, Saul mulai iri pada Daud, ingin membunuh Daud (1 sam 18:9). Sejak itu juga Saul semakin bertambah jahat, kemenangannya pun mulai menjauh, pengaruhnyapun mulai surut dan Roh Allahpun pergi darinya.
Aku bisa bayangkan, ketika MARAH kemudian mempengaruhiku lebih dalam, maka seperti Saul, aku akan dipenuhi oleh roh kebencian, roh iri, roh dendam, dan roh roh sejenis lainnya. Dan itulah yang akan menuntunku pada kekalahan, berkat yang menjauh, kekacauan, dan kejatuhan demi kejatuhan sampai akhirnya Diapun meninggalkanku..
Hmmmm,,,, ga mau begitu.!
Aku harus terus berdoa supaya MARAHku tidak menuntunku pada kehancuranku. Marahlah dengan bijak....., begitu kata orang orang... :)
Hari ini aku pengen share saat teduhku.
Diawali dengan Amsal 14:29
"Orang yang sabar, besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan."
Marah adalah salah satu pergumulan tersulitku, dan umumnya itu dirasakan benar justru oleh orang orang terdekatku. Denagn orang yang kuanggap tidak dekat, aku bisaaa banget ngontrol emosi. Tapi, ketika tidak suka dengan orang orang dekatku, misalnya suami, anak, atau pembantu, maka temperamen jelek itupun timbul.
Pergumulan ini sudah bertahun tahun, dan syukurnya seiring bertambah usia, aku bisa sedikit sedikit menggerus kebiasaan jelek ini. Mungkin itu sebabnya orang orang bilang darah muda itu mudah bergejolak, anak anak muda itu cepat naik darah and so on.
Tapi kali ini, ada tuntunan berbeda yang aku mengerti tentang anger management ini.
Saat kisah Saul dan Daud dipaparkan, itu membuka mataku.
Dikatakan, seandainya Saul tidak terpancing emosi ketika mendengar rakyatnya lebih memuji muji Daud ketimbang dia, mungkin jalan ceritanya akan berbeda. Alkitab mencatat, sejak saat itulah, Saul mulai iri pada Daud, ingin membunuh Daud (1 sam 18:9). Sejak itu juga Saul semakin bertambah jahat, kemenangannya pun mulai menjauh, pengaruhnyapun mulai surut dan Roh Allahpun pergi darinya.
Aku bisa bayangkan, ketika MARAH kemudian mempengaruhiku lebih dalam, maka seperti Saul, aku akan dipenuhi oleh roh kebencian, roh iri, roh dendam, dan roh roh sejenis lainnya. Dan itulah yang akan menuntunku pada kekalahan, berkat yang menjauh, kekacauan, dan kejatuhan demi kejatuhan sampai akhirnya Diapun meninggalkanku..
Hmmmm,,,, ga mau begitu.!
Aku harus terus berdoa supaya MARAHku tidak menuntunku pada kehancuranku. Marahlah dengan bijak....., begitu kata orang orang... :)
Komentar
Posting Komentar