Mumpung lagi off, saya coba untuk menyelesaikan pekerjaan yang tertunda, salah satunya mengganti knalpot motor yang bocor.
pergi ke sebuah bengkel terdekat, tukang bengkelnya mengatakan knalpot yang sejenis lagi ga ada, dia langsung anjurkan untuk di las aja, ke sebuah bengkel las tak jauh dari situ. saya ikut aja, karena ga terlalu tahu tentang motor, lagian menurut si tukang bengkel, ganti knalpot lumayan mahal, sekitar 400 ribu untuk yang asli dan 200rb untuk yang palsu, itupun dia ga punya. kalau mau, harus ke kota tanjung untuk mencarinya. menurutnya di las juga bisa and sudah biasa dilakukan orang2 kebanyakan.
Jadi, akhirnya saya ikut sarannya aja, ke tukang las.
Sesampai disana, saya bertemu seorang pasien saya di RS rutin, yang sedang nunggu palunya di'kerjain' supaya katanya lebih bagus saat dipakai..
Sang pasien cukup banyak bercerita dan cukup banyak bertanya juga. Salah satunya, kenapa yang antar motor bukan suami saya.., ya saya jawab aja kalau suami tugas jauh dari saya, dan hal hal seperti ini memang harus saya yang kerjakan.
setelah setengah jam bercakap cakap, si bapak tua ini kemudian pulang, palunya sudah selesai. Saya sendiri tinggal bersama si tukang las.
setelah cukup lama berdiam, saya coba coba tanya usia si bapak tukang las tersebut, katanya dia sudah 62 tahun. setelah bertanya itu, si bapak kemudian banyak bercerita tentang dirinya. Ternyata dia perlu dipancing ngomong.. :))
Dia cerita kalau dia juga ternyata adalah pensiunan pertamina, saya kaget karena biasanya pensiunan pertamina rata rata saya kenal, karena sering ke rumah sakit untuk cek up, berobat bahkan untuk senam lansia.
sewaktu saya tanya kenapa saya jarang ketemu dengannya, sang bapak tertawa sambil berkata bahwa dia memang jarang kerumah sakit karena yaa.. dia jarang sakit..!
dari ceritanya saya tangkap bahwa dia adalah salah seorang bapak tua yang tetap produktif di usia 62 tahun. hidupnya dijalani dengan banyak bersyukur dan dinikmati saja. terlihat dari kalimat kalimatnya yang banyak mengungkapkan syukur pada Allah.
sewaktu saya tanya apa kuncinya untuk tetap bisa produktif di usia tersebut, menurutnya dia cuma menjalankan hobby yang tertunda, menghabiskan waktu tanpa bermalas malasan, dan yang paling penting mensyukuri waktu tua yang sudah diberikan kepadanya..
hehehe.. saya sempat terdiam berfikir seperti apa saya menggunakan waktu..??
ataw.., apakah di usia seperti dia nanti saya akan tetap produktif?kira kira apa yang akan saya kerjakan saat pensiun nanti??
whew.. ini membuatku merasa bersalah..
teringat bagaimana saya menghabiskan waktu untuk bermalas malasan dengan alasan capek sepulang bekerja.. padahal kadang kadang masih banyak yang harus diselesaikan di rumah.
umur segini aku sudah ga efektif dengan waktu, gimana waktu 62 ntar ya...??
yah, setidaknya thanks God aku sudah dipertemukan dengan si tukang las bijak ini.. :)
membuatku malu sendiri, and membuatku juga berusaha untuk memperbaiki hidupku..
JANGAN MALAS MALASAN...!!!!
pergi ke sebuah bengkel terdekat, tukang bengkelnya mengatakan knalpot yang sejenis lagi ga ada, dia langsung anjurkan untuk di las aja, ke sebuah bengkel las tak jauh dari situ. saya ikut aja, karena ga terlalu tahu tentang motor, lagian menurut si tukang bengkel, ganti knalpot lumayan mahal, sekitar 400 ribu untuk yang asli dan 200rb untuk yang palsu, itupun dia ga punya. kalau mau, harus ke kota tanjung untuk mencarinya. menurutnya di las juga bisa and sudah biasa dilakukan orang2 kebanyakan.
Jadi, akhirnya saya ikut sarannya aja, ke tukang las.
Sesampai disana, saya bertemu seorang pasien saya di RS rutin, yang sedang nunggu palunya di'kerjain' supaya katanya lebih bagus saat dipakai..
Sang pasien cukup banyak bercerita dan cukup banyak bertanya juga. Salah satunya, kenapa yang antar motor bukan suami saya.., ya saya jawab aja kalau suami tugas jauh dari saya, dan hal hal seperti ini memang harus saya yang kerjakan.
setelah setengah jam bercakap cakap, si bapak tua ini kemudian pulang, palunya sudah selesai. Saya sendiri tinggal bersama si tukang las.
setelah cukup lama berdiam, saya coba coba tanya usia si bapak tukang las tersebut, katanya dia sudah 62 tahun. setelah bertanya itu, si bapak kemudian banyak bercerita tentang dirinya. Ternyata dia perlu dipancing ngomong.. :))
Dia cerita kalau dia juga ternyata adalah pensiunan pertamina, saya kaget karena biasanya pensiunan pertamina rata rata saya kenal, karena sering ke rumah sakit untuk cek up, berobat bahkan untuk senam lansia.
sewaktu saya tanya kenapa saya jarang ketemu dengannya, sang bapak tertawa sambil berkata bahwa dia memang jarang kerumah sakit karena yaa.. dia jarang sakit..!
dari ceritanya saya tangkap bahwa dia adalah salah seorang bapak tua yang tetap produktif di usia 62 tahun. hidupnya dijalani dengan banyak bersyukur dan dinikmati saja. terlihat dari kalimat kalimatnya yang banyak mengungkapkan syukur pada Allah.
sewaktu saya tanya apa kuncinya untuk tetap bisa produktif di usia tersebut, menurutnya dia cuma menjalankan hobby yang tertunda, menghabiskan waktu tanpa bermalas malasan, dan yang paling penting mensyukuri waktu tua yang sudah diberikan kepadanya..
hehehe.. saya sempat terdiam berfikir seperti apa saya menggunakan waktu..??
ataw.., apakah di usia seperti dia nanti saya akan tetap produktif?kira kira apa yang akan saya kerjakan saat pensiun nanti??
whew.. ini membuatku merasa bersalah..
teringat bagaimana saya menghabiskan waktu untuk bermalas malasan dengan alasan capek sepulang bekerja.. padahal kadang kadang masih banyak yang harus diselesaikan di rumah.
umur segini aku sudah ga efektif dengan waktu, gimana waktu 62 ntar ya...??
yah, setidaknya thanks God aku sudah dipertemukan dengan si tukang las bijak ini.. :)
membuatku malu sendiri, and membuatku juga berusaha untuk memperbaiki hidupku..
JANGAN MALAS MALASAN...!!!!
Komentar
Posting Komentar